Optimalisasi Rezeki Non Materi [Open Order] Open Order Buku Digital...
Read More
Saya adalah seorang guru kelahiran Jakarta yang saat ini bertugas di MAN 1 Mandailing Natal, Sumatera Utara.
Tahu tidak? Berbagi ilmu adalah pekerjaan yang menyenangkan. Peran sebagai guru membuatku leluasa mentransfer kebaikan kepada semua orang, bukan hanya kepada siswa. Kita bisa berbagi tentang apa yang kita ketahui baik dengan lisan maupun tulisan. Bahkan, profesi yang sudah lama saya lalui ini mampu mengantarkanku menjadi penulis. Setelah melalui aktivitas mengajar, saya terbiasa mengisi waktu dengan menulis.
Membaca adalah hobi saya sedari kecil. Sejak sekola, saya sudah akrab dengan dunia literasi. Buku dan surat kabar menjadi ‘santapan tambahan’ sehari-hari. Mereka menjadi teman berpetualang yang menyenangkan. My Book My Adventure. Meskipun dunia tulis-menulis agak ‘terlambat’ menghampiri, namun hingga kini tetap konsisten kulalui sebagai sarana mentransfer pengetahuan yang kumiliki.
Berangkat dari hobi membaca dan menulis, saya sudah menghasilkan beberapa karya. Karya tulis yang saya buat beragam bentuk, mulai dari artikel, buku antologi, hingga buku solo.
Kamu bisa mengikuti update karya tulis saya di sini:
Kompasiana.com | Wahyualim17
Pandemi Covid-19 yang lalu menjadikan banyak waktu luang tersedia. Setelah menyelesaikan tugas secara WFH (Work From Home), banyak hal lain yang bisa dimanfaatkan. Sejak itu saya kembali menekuni hobi sejak kecil: membaca. Perpustakaan kembali menjadi tempat favorit untuk dikunjungi, terutama perpustakaan digital. Banyak perbendaharaan ilmu dan wawasan kudapat. Tapi saya merasa egois rasanya jika hanya mengumpulkan pengetahuan dan wawasan tanpa dibagikan. Alangkah baiknya jika orang lain juga mengetahui apa yang kita ketahui, apalagi jika kita menjadi inspirasi bagi kebaikan yang mereka amalkan. Tak ayal, menulis pun menjadi pilihan untuk berbagi kebaikan.
Dengan bimbingan dan motivasi dari teman-teman penulis serta mentor yang handal, jadilah menulis menjadi rutinitas harian. Dimulai dari tulisan-tulisan ringan seperti artikel, cerpen, serta puisi. Hingga akhirnya saya bisa menelurkan karya pertama berupa buku. “Bianglala Kehidupan di Masa Korona“ menjadi judul pertama dari buku yang rela menyediakan halamannya untuk namaku. Meski berbentuk antologi, bahagia rasanya memandang nama beserta tulisan sendiri tertera di sebuah buku.
Di dalam melakukan setiap kebaikan pasti ada yang harus dikorbankan. Begitu juga dengan niat menyebarkan kebaikan dengan tulisan. Waktu dengan keluarga berkurang. Isi dompet pun lebih cepat berkurang. Ya, karena tidak ada yang gratis dari setiap perjuangan. Begitu juga jika ingin menghasilkan karya-karya tulis yang berkualitas. Tapi alhamdulillah keluarga dan orang-orang di sekitar selalu mendukung setiap niat baik ini.
Tidak butuh waktu lama untuk menuai hasil dari belajar menulis. Bila konsisten, sangat terasa dampak yang ditimbulkan. Keuntungan berupa materi dan non materi perlahan menghampiri. Hal pertama yang dirasakan adalah persepsi positif orang lain kepada kita; penulis. Titel tersebut mulai melekat seiring banyaknya karya tulis yang kita hasilkan. Buku-buku sebagai buah karya tulis kita pun mulai menghasilkan cuan. Saya juga mulai dipercaya untuk membimbing siswa di sekolah untuk membuat karya tulis. Tidak ketinggalan juga membimbing mereka untuk berbagai Kompetisi di luar sekolah. Berbagai macam pelatihan menulis juga sudah saya lalui, baik online maupun offline. Perjalanan ke Berbagai daerah di Indonesia yang tadinya tidak pernah terbayangkan menjadi kenyataan. Riau, Bali, Bandung, Medan, serta Jakarta sudah saya lalui dengan cuma-cuma alias gratis. Semua itu saya rasakan berkat aktivitas sederhana yang sudah menjadi rutinitas: menulis.
Bagi calon penulis, jangan pernah ragu akan segala kebaikan menulis. Niatkan sebagai amal ibadah karena Allah Swt. Selanjutnya, konsisten dalam berbagi kebaikan melalui tulisan dari media apapun yang Anda bisa: di Facebook, Instagram, Twitter, Blog, surat kabar, media berita online, hingga buku. Jangan pernah menyerah oleh sikap apatis dan kritik dari para pembaca. Jadikan itu semua sebagai lecutan motivasi untuk terus belajar memperbaiki kualitas tulisan kita. Karena apapun bentuk karya tulis Anda adalah hasil jerih payah yang sangat berharga. Akhirnya, silakan rasakan berbagai keuntungan yang segera menghampiri Anda.
Nama Lengkap : Wahyu Alim
Nama Pena : Wahyu Alim
Jakarta, 17 Maret 1985
Sumatera Utara
Guru
Membaca, menulis, dan sepak bola
Kalau kendaraan perlu bahan bakar agar bisa terus berjalan, manusia juga perlu semangat biar terus bisa belajar. Kenapa manusia harus terus belajar? Karena ilmu yang didapat dari belajar menjadi bekal menjalani kehidupan. Menuntut ilmu bukan hanya sesaat, tapi hingga ke liang lahat. Menuntut ilmu bukan sampai lulus dari bangku sekolah, tapi hingga kita lelah. Di sinilah pentingnya memiliki buku ini. Di dalamnya terdapat kata-kata bijak yang dapat menumbuhkan motivasi Anda untuk terus belajar. Barisan kata penyemangat tersusun menjadi kalimat singkat tapi padat dan penuh makna. Dan yang terpenting, barisan kata-kata ajaib ini mampu menghadirkan kembali gairah dan optimisme Anda untuk menatap masa depan.
Copyrigt © Alineaku Publisher allright Reserved